Reviews Buku

Monday, September 11, 2006

Sebelas September dan Nasib Islam

Hari Senin adalah hari peringatan hancurnya gedung World Trade Centre (WTC), suatu peringatan yang mempunyai konsep ingin menyudutkan Islam , karena sampai saat ini jaringan Islam lah yang dijadikan tersangka nomor satunya, tanpa terlebih dulu mencari buktinya. Serbagai pemimpin al-Qaida sangat wajar vjika seorang Osama bin Laden menampik tuduhan itu, namun apa hendak dikata saat penguasa dunia itu mengklaim Osama sebagai teroris nomor satu di dunia. Sedangkan Osma hanya bias bergerilya sambiul sesekali menampakkan diri di depan publik yang sampai sekarang tidak diketemukan oleh Amerika dan kawan-kawannya.
Amerika dengan alsan memburu Osama menyerang Afghanistan yang ketika itu masih dikuasai rezim Thaliban yang tidak bias kita mungkiri banyak menimbulkan korban. Gedung-gedung rusak, pemukiman banyak yang hancur, dan juga seklaigus darah orang Afghanistan mengalir deras tanpa pernah disumbat dengan adanya perdamaianatau pun menghentikan agresi militer oleh Amerika.
Peristiwa di Afghanistan menjadi luka yang menimbulkan trauma berkepanjangann itu masih hangat di memori otak waras kita, tapi sekarang Israel yang notabene mendapat sokongan Amerika dan Sekutunya kembali memborbandir Lebanon. Negara yang berpendudukan mayoritas Muslim hanya karena dengan alasan ingin membebaskan tahanan yang ditahan oleh kelompok gerilyawan Hesbollah.
Kalau kita perhatikan dan maun berpikir sehat agresi Israel tadi sangat tidak beralasan karena kalau kita mau melihat sejarah kenbelakang, betapa banyaknya dartah Mujahid Palestina dan yang disebabkan oleh ‘Irael’ dan antek-anteknya. Terus di mana kita sebagai warga Negara Indonesia yang mempunyai penduduk yang menjaikan Islam sebagai agama mayoritas. Di mana juga campur tangan United Nation (PBB) yang katanya organisasi yang bergerak di bidang perdamaian dunia? Mana juga tindakan OKI? (Oraganisasi Konferensi Islam). Memang benar tulisan ini tidak mengkhususkan diri mengungkapkan emosi belaka, tapi berdasarkan fakta yang empiris lagi logis.
Terus relevankah kita sebagai warga Indonesia yang punya komitmen sebagai Negara yang menjaga ketertiban dan perdamaian dunia membebek mengikuti peringatan hari teroris internasioal yang dipelopori oleh Amerika sSerikat? Pantaskah kita memperingati hari jatuhnya WTC sekaligus hari menjelang agresi pasukan multi nasional pimpinan Amerika guna memburu Osama yang berada di Afghanistan tanpa memperhatikan keselamatan infrasuktur sipil serta masyarakat sipil yang pastinya tidak tahu apa-apa tentang tragedy 11 sepetember 2001? Pantaskah kita juga ikut-ikutan memperingati hari naas bagi Amerika itu dan juga hari mula penderitaan umat Islam di Afghanistan.
Akhirnya tulisan in hanyalah refeleksi keberadaan kita sebagai manusia yang peduli terhadap sesame bangsa dunia tanpa mempedulijkan perbedaan agama, seku serta bangsa, mengecam keras segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan

No comments: